Jakarta — PT Jasa Marga (Persero) Tbk berhasil meraih laba bersih sebesar Rp 3,30 triliun hingga kuartal III 2024. Capaian ini didukung oleh pendapatan usaha yang mencapai Rp 13,86 triliun, meningkat 25,93 persen dibandingkan kuartal III 2023.
Pendapatan usaha Jasa Marga berasal dari kinerja pendapatan tol yang menyumbang Rp 12,74 triliun, serta pendapatan dari sektor lain yang mencapai Rp 1,11 triliun. Meskipun mencatatkan laba bersih Rp 3,30 triliun, Corporate Secretary & Chief Administration Officer Jasa Marga, Nixon Sitorus, menginformasikan bahwa angka ini mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Nixon menjelaskan bahwa penurunan laba bersih disebabkan oleh perbedaan kontribusi laba non-cash yang muncul dari aksi korporasi yang dilakukan perseroan. Pada kuartal III 2023, laba non-cash yang dihasilkan dari pemenuhan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 22 terkait kombinasi bisnis, termasuk konsolidasi PT Jasamarga Solo Ngawi, PT Jasamarga Semarang Batang, dan PT Jasamarga Ngawi Kertosono, mencapai Rp 4,11 triliun.
Sementara itu, pada kuartal III 2024, laba non-cash yang dihasilkan dari pemenuhan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) 72 tentang Penyusutan Harta Berwujud dan Amortisasi Harta Tak Berwujud hanya mencapai Rp 702,38 miliar.
“Jika kita mengabaikan komponen laba non-cash tersebut, core profit perseroan untuk kuartal III 2024 adalah sebesar Rp 2,60 triliun, tumbuh 39,52 persen dibandingkan kuartal III 2023,” tambahnya.
Volume Transaksi
Dalam sektor utama sebagai pengelola jalan tol, Jasa Marga melaporkan peningkatan total volume transaksi yang mencapai 968,9 juta kendaraan hingga kuartal III 2024. Jumlah ini meningkat 1,2 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Rata-rata lalu lintas harian (LHR) di jalan tol Jasa Marga Group tercatat mencapai 3,55 juta kendaraan setiap harinya.
Jasa Marga juga berhasil meningkatkan kinerja dan kesehatan finansial, terlihat dari realisasi EBITDA yang terjaga di level Rp 9,29 triliun, naik sebesar 35,98 persen dari tahun lalu, dengan EBITDA Margin yang lebih baik, mencapai 67,04 persen di tengah pengoperasian ruas-ruas jalan tol baru.
Transaksi Jumbo Rp 15,33 Triliun
Sebelumnya, PT Jasa Marga Tbk (JSMR) mengumumkan transaksi besar senilai Rp 15,33 triliun, terkait aksi korporasi equity financing di PT Jasamarga Transjawa Tol (JTT), yang sepenuhnya dikendalikan oleh perseroan. Pada 27 September 2024, telah dilakukan penandatanganan pengalihan kepemilikan saham di JTT, di mana perseroan menjual 6.200.042 lembar saham atau setara 30,18 persen dari total saham di JTT kepada PT Margautama Nusantara (MUN), PT Metro Pacific Tollways Indonesia Sevides (MPTIS), dan Warrington Investment Pte., Ltd (WIPL). JTT juga menerbitkan 1.208.585.244 lembar saham baru kepada MPTIS, yang mengakibatkan proporsi saham perseroan di JTT terdilusi sebesar 3,82 persen.
“Total nilai transaksi sebesar Rp 15,33 triliun terdiri dari penjualan sebagian saham JTT milik perseroan sebesar Rp 12,83 triliun dan penerbitan saham baru JTT sebesar Rp 2,5 triliun,” jelas Nixon dalam keterbukaan informasi kepada Bursa pada Rabu (16/10/2024).
Sebagai agen pemerintah, perseroan diharapkan untuk terus berkembang melalui pengembangan proyek tol baru, meskipun dalam posisi tinggi leverage, yang memerlukan penentuan strategi pendanaan untuk memenuhi kebutuhan proyek baru.
TAGS: