Mata uang pasar negara berkembang diperkirakan akan stabil atau menurun

Posted by

Mata uang-mata uang negara berkembang (emerging market) diantisipasi akan stabil atau kehilangan sebagian dari keuntungan tahunannya dalam tiga bulan mendatang. Prospek ini muncul setelah Federal Reserve AS meredam ekspektasi penurunan suku bunga yang agresif. Pemotongan 50 basis poin baru-baru ini dalam biaya pinjaman oleh The Fed sebelumnya telah memberikan dorongan pada mata uang negara-negara berkembang, yang mengalami penguatan substansial terhadap dollar dalam beberapa minggu terakhir.

Namun, indikasi Ketua Federal Reserve Jerome Powell bahwa bank sentral AS kemungkinan akan melanjutkan penurunan suku bunga sebesar seperempat poin menunjukkan bahwa reli mata uang negara berkembang mungkin akan segera berakhir. Daya tarik terhadap safe-haven dollar telah diperkuat oleh meningkatnya ketegangan geopolitik, yang menyebabkan investor menarik diri dari pasar negara berkembang yang lebih bergejolak.

Jajak pendapat valuta asing, yang mensurvei 59 ahli strategi dari tanggal 30 September hingga 3 Oktober, juga memproyeksikan dolar akan tetap stabil dalam waktu dekat. Jajak pendapat ini menunjukkan bahwa sebagian besar mata uang negara berkembang diperkirakan akan diperdagangkan dalam kisaran yang sempit atau mengalami sedikit pelemahan terhadap dollar di kuartal berikutnya.

Mata uang-mata uang tertentu seperti yuan RRT, baht Thailand, dan ringgit Malaysia diperkirakan akan terdepresiasi 1,2% sampai 2,0%, sementara lira Turki bisa mengalami penurunan hampir 5,0% pada periode yang sama. Ekspektasi ini sejalan dengan Bank Rakyat Tiongkok yang baru-baru ini mengumumkan langkah-langkah stimulus paling besar sejak pandemi, yang bertujuan untuk mencapai target pertumbuhan pemerintah sebesar 5% dan mencegah deflasi.

Sementara lonjakan pertumbuhan di RRT dapat bermanfaat bagi banyak mitra dagang dan, lebih jauh lagi, bagi mata uang negara-negara berkembang, perkiraan median untuk rupee India menunjukkan bahwa rupee India akan diperdagangkan pada 83,73 per dolar dalam tiga bulan, menunjukkan sedikit perubahan dari perkiraan bulan sebelumnya. Rand Afrika Selatan juga diperkirakan akan melemah hampir 1% terhadap dollar selama tiga bulan ke depan, menyusul kenaikan sekitar 8% dalam enam bulan terakhir setelah pemilihan umum bulan Mei.

Pemilihan umum AS yang akan datang juga disorot sebagai sumber potensi kewaspadaan bagi pasar menjelang bulan November, menggarisbawahi ketidakpastian yang dapat mempengaruhi pergerakan mata uang dalam waktu dekat.

Reuters berkontribusi pada artikel ini.

TERSEDIA JUGA:

rokokbet

rokokbet

rokokbet

rokokbet

rokokbet

rokokbet

rokokbet

rokokbet

rokokbet

rokokbet

rokokbet

rokokbet

situs toto

rokokbet

rokokbet

rokokbet

rokokbet

rokokbet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *