Wakil Ketua DPR RI Bidang Korinbang, Rachmat Gobel menyatakan bahwa kejahatan pinjol ilegal, robot trading, dan forex bukan sekadar untuk mengeruk uang dari masyarakat, tapi juga merusak dan melemahkan Indonesia.
“Kita harus waspada dan awas terhadap situasi ini. Ini melemahkan sendi-sendi kekuatan nasional dengan menghancurkan ekonomi rakyat,” kata Gobel, Sabtu (18/3/2023).
Hal itu ia sampaikan saat melakukan sosialisasi tentang bahaya pinjol ilegal di Kabupaten Gorontalo. Acara yang diselenggarakan Koperasi Jaya Usaha Bersama dan Otoritas Jasa Keuangan itu diikuti sekitar 300 mahasiswa dari berbagai kampus di Gorontalo. Dalam acara itu, hadir Roman Nasaru selaku ketua koperasi dan Ferddy Rahmadi selaku kepala bagian hubungan kelembagaan OJK.
Gobel mengaku telah 20 kali melakukan sosialisasi tentang bahaya pinjol ilegal ini, termasuk tujuh di antaranya di Kabupaten Gorontalo. Di Gorontalo sudah banyak korban berjatuhan akibat kejahatan pinjol ilegal, robot trading, dan investasi foreign exchange.
Sementara itu, dalam paparannya, Ferddy menyampaikan bahwa ada seorang guru di Malang, Jawa Timur, yang awalnya cuma pinjam Rp 2 juta bisa menjadi utang Rp 280 juta. “Caranya gali lubang tutup lubang ke lembaga pinjol ilegal. Hingga ada 141 lembaga yang ia pinjami,” katanya.
Hingga kini, katanya, sudah ada 4.567 lembaga pinjol ilegal yang telah ditutup OJK. “Namun satu ditutup, muncul 10 lagi yang ilegal. Dalam satu hari bisa hadir satu juta lembaga pinjol ilegal. Ini fenomena yang terjadi di negara-negara berkembang di Afrika dan Amerika Latin,” katanya.
Gobel menambahkan, banyak faktor yang menjadi penyebab maraknya pinjol ilegal. Pertama, ada masalah ekonomi. Kedua, kondisi kemiskinan yang tinggi di masyarakat. Ketiga, ada oknum yang memang ingin memperparah kondisi ekonomi dan sosial Indonesia.
“Semuanya cuma mau bikin susah. Masyarakat jangan sampai terjebak. Memang mereka selalu mengiming-imingi dengan berbagai cara seperti hadiah maupun keuntungan hingga 200%. Untung 100% saja tidak ada. Jadi pasti itu bohong,” tegasnya.
Karena itu, kata Gobel, jika ingin berhasil maka harus bekerja. “Harus berkeringat. Tak ada sukses tanpa berkeringat,” katanya.
Untuk memudahkan masyarakat Gorontalo mencari pekerjaan dan mengembangkan usaha, ia memutuskan untuk melakukan investasi di Gorontalo senilai Rp 1,4 triliun.
“Saya ingin membangun kampung halaman saya, tanah leluhur saya. Gorontalo selalu menjadi provinsi dengan predikat termiskin kelima di Indonesia. Ini yang menjadi faktor maraknya pinjol ilegal. Melalui investasi di industri pangan ini, maka akan tercipta lapangan pekerjaan hingga 300 ribu, termasuk di sektor pendukungnya, yaitu di pertanian dan kelautan. Saya tak mau ada pengangguran di Gorontalo,” katanya.
Agen Perubahan
Melalui investasi itu, Gobel mengajak generasi muda, khususnya para mahasiswa, untuk menjadi agen perubahan di Gorontalo. “Saya sudah memulainya dengan menanamkan uang saya. Ini investasi terbesar di Gorontalo. Sekarang, saya tantang para mahasiswa yang hadir di sini, dan umumnya kepada para generasi muda di Gorontalo untuk menjadi agen perubahan di Gorontalo. Anda siap?” katanya. Para mahasiswa dengan serentak menjawab, “Siaaap.”
Gobel menyampaikan, melalui investasi yang ia lakukan tersebut, maka akan terjadi banyak perubahan di Gorontalo. Ekonomi akan bergerak lebih cepat, lapangan pekerjaan akan banyak tercipta, dan persaingan akan lebih ketat.
“Semua itu butuh kesiapan sumberdaya manusia dan kemampuan lembaga-lembaga pendidikan serta etos sosial baru yang lebih kompetitif. Akan ada peradaban baru di Gorontalo,” katanya.
Karena itu, ia mengaku tak ingin jika semua peluang itu justru akan direbut oleh orang lain yang datang ke Gorontalo. “Seperti tetangga wilayah kita yang lapangan kerjanya diisi oleh orang dari Tiongkok,” tuturnya.
Tentang kesiapan menjadi agen perubahan juga ia sampaikan saat melakukan bakti sosial di Desa Paris, Kecamatan Mootilango, Kabupaten Gorontalo. Dalam acara yang dihadiri penduduk desa itu, Gobel mengingatkan tentang kondisi Gorontalo sebagai provinsi termiskin kelima di Indonesia.
“Kita harus mengubahnya. Semua harus bekerja keras. Kita membangun pertanian yang mandiri, berproduktivitas tinggi, dengan menggunakan pupuk unggul dan membangun ekosistem pertanian yang baru. Semua harus bergabung ke koperasi,” ucapnya.
QRIS
Di hari yang sama, Gobel juga melakukan sosialisasi tentang Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS). Acara ini merupakan kerja sama Yayasan Insani dan Bank Indonesia. Dalam kesempatan itu hadir Kepala Perwakilan Bank Indonesia Gorontalo, Dian Nugraha.
QRIS adalah aplikasi sistem pembayaran non-tunai. Sehingga transaksi bisa digunakan melalui handphone. Aplikasi QRIS ini terhubung dengan bank dan rekening bank yang dimiliki pedagang dan pembeli. Acara sosialisasi ini diikuti oleh pedagang pasar, pedagang toko kelontong, dan pemilik UMKM di Kabupaten Gorontalo. Acara berlangsung di kantor Desa Isimu Selatan, Kecamatan Tibawa.
Gobel mengatakan, melalui aplikasi QRIS ini ada tiga keuntungan yang bisa diraih pedagang dan pembeli. Pertama, tidak perlu membawa-bawa uang tunai dan tak perlu takut kehilangan uang.
Kedua, kesehatan masyarakat lebih terjaga karena tak bersentuhan dengan uang tunai yang sudah berpindah-pindah tangan, apalagi di masa pasca Covid-19 ini.
Ketiga, pedagang lebih mudah memperoleh kredit di perbankan karena ada catatan transaksi keuangan. “Ini bagian dari membangun peradaban baru,” ujarnya.
TERSEDIA JUGA :